Renungan...

Renung fikiranmu, ia menjadi kata-kata;
Renung kata-katamu, ia menjadi perbuatan;
Renung perbuatanmu, ia menjadi amalan;
Renung amalanmu, ia adalah sifat dirimu.

Rabu, 2 Disember 2015

RAJUKNYA MENTARI PAGI


I

Dari saat riang ke saat gembiranya hilang
Jauh melayangnya ingatan mentari menjerut mimpi suramnya penuh kiasan
Resah rasa bersalah ia hanyut dalam bidalan amarah
Menikam kejam perasaan hibanya berkurung dendam dalam diam
Menjerut karut marut bual mengherdik omongan bicara mual
Perlukah dijunjung egois yang tinggi sehingga membelakangkan santun budi kabus pagi
Hingga kabus pun lupa mentari hati yang terguris tangis
Mengangkat benar bukti tragis benci di persada topengan bisu bengis
Luahkanlah isi hatimu kabus pagi ini
Agar bisa sampai hajat yang menyekat batas sekerat-kerat wasiatmu yang liat
Sehingga subuh pagi pun tidak pasti akan siang yang hilang pandang samar mentarinya
Tersekat dek jerebu yang merapat dan melarat jauh memintal puing dongengan iklim dingin kabusnya

II

Nah...redakanlah ia dengan iringan belaian kabusmu
Menyerap masuk zarah-zarah sabar mentari pengharapan
Mengembalikan semula dan menegakkan semangat mentari pagi yang merundum sepi
Kukuhkanlah pegangan janji senja pelangi
Menghamparkan cahayanya pada alam yang setia menanti
Tanpa hiraukan alam yang semakin tenat menguji
Biarlah angin taufan yang datang membadai mematikan damai dingin kabusnya
Biarlah hujan lebat melanda dan menenggelamkan daratan kontang yang terbiar selama ini
Biarkanlah ia mengalirkan muntahan lumpurnya ke muara tenang jiwa
Bersatu dengan ombak dalam amukan serang hendapnya gelora jiwa
Menghempas ranapkan kota impian para-para pencipta-bina mendekati badai samudera
Bertahankah dengan ujian agung alam sehebat abad ini
Bila buminya mulai tenat seakan tidak peduli lagi panasnya mentari pagi
Sehingga dirampas kedinginan kabus paginya menangis sendiri

III

Berpaut-peganglah pada pelampung pengharapan iman
Berserah dan jangan mengalah untuk terus pertahankannya kembali
Mentari yang samar dalam jerebu ini bangkit meninggi melebar cahaya buktikan kegagahan diri
Cerah lah dan ingat semula kedinginan kabus pagi yang semakin dingin menyepi pergi
Bahawa mimpi semalam sedarkan keinsafan rajuknya kabus pagi
Menyerap embun-embun sepi memujuknya kembali
Di saat menitiskan airmata diri pada kembangan kelopak bunga yang setia menanti
Dan hari ini sudah pastinya mentari dan kabus pagi ini
Bersatu hati dan seiring hati dalam ruang legar bumi menyambut redhanya Ilahi
Ketentuan alam yang sudah pasti menghendaki apa yang terjadi kan tetap terjadi

(Siri kisah pantai sepi ini menunggu pelangi senja menghilang mentarinya dalam mengundang embun dan kabus esok pagi sebati dalam merencanakan hidayah pada ketentuanNya yang diberi)

Pena Sepi@Aki Manang Remaung
Kota Kinabalu , Sabah
16102015... 12.15 tengah hari

Tiada ulasan: