Renungan...
Renung fikiranmu, ia menjadi kata-kata;
Renung kata-katamu, ia menjadi perbuatan;
Renung perbuatanmu, ia menjadi amalan;
Renung amalanmu, ia adalah sifat dirimu.
Renung kata-katamu, ia menjadi perbuatan;
Renung perbuatanmu, ia menjadi amalan;
Renung amalanmu, ia adalah sifat dirimu.
Ahad, 30 September 2012
KEADAAN MEMAKSA.......DIAMMU KASIH......RINDU KEKASIH.....LAYANG-LAYANG.......HAMPA DIRIMU....
Keadaan Memaksa
Di dalam hujankumengejarmu
Sambil menoleh kepadamu
Ku lihat kau masih disitu
Melambai tangan kepadaku
Itulah saat paling syahdu
Pertemuan kau engkau dan aku
Selepas itu itu aku pun pergi berlalu
Berlinangan kasih airmatamu
Semakin jauhkumeninggalkanmu
Ku menoleh kau masih disitu
Sayu pilu rasa di kalbu
Kau Mengenangkan pemergianku
Namun apa hendakku katakan
Kerana hati tidak tertahan
Tak mampu menahan tohmahan
Bukannya aku cuma persinggahan
Buat pelepas rindu kesepian
Tetapi kita akur dengan keaadaan
Ku masih terpandang-pandang
Wajah liangan airmatamu sayang
Beratnya hati pandanganku hilang
Ke mana perginya janji kita sayang
Masih terasa diriku melayang
bersama kasihmu kini tinggal bayang
Diammu Kasih
Mengapa dirimu kasih
Masih lagi membisu
Tatkala dirimu merintih
Sedangkan lamanya aku menunggu
Mengalir rindu meyapa sedih
Kemanakah menghilangnya
Benih-benih cintamu dulu
Kemesraanmu rindu berdua
Sewaktu kita berjauhan merindu
Bila akan tiba masanya
Putusnya sudah harapan
kau berubah haluan dahulu
Tunduk tewas pada dugaan
kau tak segagah dulu
Berubah tawar tiada erti kesudahan
Membisu dirimu sendiri
Diammu kasih mematah arah
Tak tahu apa kan terjadi
membujur patah melintang arah
sesat pedoman di bumi sendiri
Dengarkan kekasih jauhku
percayalah pada dirku
AKan ku julang kesetiaanku
Tak mungkin mamah diriku
Biar mentari menyapa tubuh riwayatku
Rindu Kekasih
Malam..datangnya rinduku yang mendalam
Mengenangkan dirimu bertambah sayang
Sepi rindu kini mencengkam
Menjelmalah kau menjadi bayang
Agar ingatanku tak terpadam
Bila malam sayang menjelma
Menyulam rindu di angin lalu
Bisakah bayang menjadi nyata
Menemani sepanjang liku malamku
Membuai mimpi meniti masa
Dan bila malam yang panjang
Menjadi tanda-tanda seribu pertanyaan
Adakah masih setiamu sayang
Mengingati masa penuh kemesraan
Bisakah ku tenggelam bersama malam menghilang
Bersemikah setiamu seperti setiaku
Berputikkah cintamu seperti cintaku
Ingatkah dirimu seperti ingatanku padamu
Bisakah dirimu tanpa diriku
Bilakah putaran masa ini menghentikan sejenak ingatanku
Layang-layang
Semalam aku di menyendiri
menatapi pemergian sepimu
lalu melepaskan kau pergi
dengan rela kau tunduk kata hatiku
Betapa kau dan aku tak berdaya
untuk terbang menyonsong angin kembali
ribut menampar kencang tak tersedia
merelakan diri terbang tak bertali
usahlah dikenangkan memori itu
kerana terputus sudah kemudi tali
di kala layang terbang tak menentu
di kala pemainnya tidak tahu mengemudi
Adakalanya kau cantum secarik mimpi
Ingin kembali menyambung putusnya tali
Bangkitkan perasaan sayang kembali
namun hati tidak ingin disakiti
Biarpun kau ikat kembali tali
Tak seperti dulu diikat tali mati
biarpun bertahun bersilih ganti
tidak akan terbang kembali
Hampa dirimu
Menikam dirimu dari belakang
melihat dirimu jatuh terlentang
bagaikan mati kasih sayang hilang
tak berdaya kau di titian usang
Inikah permainan cinta sementara
sesaat perlu singgah menempiaskan rasa
sesaat tak perlu dibuang begitu sahaja
Bagaikan memancing ikut hati suka
Tidak pernah dirimu meminta
hanya setia dan kebahagiaan selamanya
atau akukah yang belum bersedia
membina bahtera dikemudikan bersama
Akhirnya cintaku di jalan abadi
memintal buih kasih selamanya bersemi
kau hampa menanti saat yang tak pasti
menagih kasihku yang sudah dimiliki
Tinggallah kasih tinggallah cinta
selamat tinggal kekasih lama
biarkan kau hampa merana
Ku tinggalkan sedih selama-lamanya
Langgan:
Catatan (Atom)