Entah kenapa aku menjadi melankolis akhir-akhir ini, dan hal tersebut bisa
dilihat dari betapa banyak aku menulis hal-hal berbau cinta atau tentang
perasaan di blog ku. Mungkinkah aku telah jatuh cinta lagi untuk kesekian
kalinya? Atau aku merasakan hal-hal lain dihidupku? Akupun tidak bisa
mengetahui jawabannya, yang aku tahu hanya semua perasaan yang ada dalam diriku
bercampur aduk menjadi satu dan sangat sulit untuk dijabarkan satu per satu.
Bisa jadi aku telah jatuh cinta pada sesosok bayangan, bayangan yang
anggun jelita dibawah sinar rembulan. Bayang-bayang yang tidak aku ketahui
siapa pemiliknya, yang aku tahu hanyalah bayangan tersebut terus muncul dan
menari-nari dikepalaku dan semakin hari tarian dari bayangan tersebut semakin
menjeratku masuk ke dalam alam yang sangat indah. Aku masih terus mencari dan
mencari siapa pemilik dari bayangan yang begitu menawan ini, bila hanya
bayangannya saja sudah seelok dan secantik ini bagaimanakah rupa si pemilik
bayangan ini? Batinku, pasti akan sempurna dimata semua orang yang memandang
layaknya malaikat yang turun dari atas awan-awan.Pencarianku terus berlanjut,
aku berusaha untuk terus mencari perempuan si pemilik bayangan tersebut, tidak
kenal lelah dan pantang menyerah aku terus berusaha. Hingga akhirnya pada suatu
hari aku menemukan perempuan itu, perempuan pemilik bayangan yang terus
menghantui pikiranku tiap malam, dan seperti dugaanku, perepmuan tersebut
begitu menawan dan jelita bagaikan malaikat yang turun dari atas awan-awan. Aku
memandang perempuan dan dia memandang balik padaku, kami saling bertatapan
dalam sepersekian detik dan walaupun hanya sebentar aku bisa menatapnya itu
sudah sangat memberikan kepuasan dalam hatiku, aku tidak akan pernah melupakan
tatapannya yang hangat, senyumnya yang manis, dan wajahnya yang bagitu
mempesona. Lalu, aku mencoba untuk mendekati dia dan mengajak dia
berbincang-bincang, pada awalnya aku tidak dapat menemukan topik yang tepat
untuk dibicarakan, mungkin karena aku terlalu gugup atau mungkin karena aku
begitu terpesona dengan kecantikannya sehingga membuat bibirku pun enggan untuk
terbuka. Setelah beberapa kali bertemu dengannya akhirnya aku mulai terbiasa
dan perbincangan mengalir begitu saja dari mulut kita berdua, terkadang kita
tertawa karena perbincangan yang lucu, dan terkadang kita memasang muka serius
karena perbincangan yang serius pula. Waktu pun terus berjalan dan akhirnya aku
mencoba untuk berkata kepada perempuan itu bahwa aku menyukai dia, akan tetapi
aku tidak mengharapkan jawaban lebih darinya, pada awalnya aku hanya ingin
mengungkapkan perasaanku saja padanya dan tidak meminta kita akan berlanjut ke
hubungan yang lebih serius, namun beberapa hari kemudian perempuan itu
memberikan jawaban yang cukup normal buatku karena aku telah tau jawabannya,
dia menjawab bahawa dia hanya ingin kita berteman dulu dan tidak mengharapkan
hubungan yang lebih jauh. Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya dan bergurau
mengatakan, ya mungkin tidak saat ini tetapi aku berharap hubungan kita bisa
berlanjut lebih jauh kedepannya.Waktu kembali memainkan perannya dan terus
berjalan, aku dan dia pun kembali seperti waktu awal ketika kita berjumpa,
saling bercanda dan membicarakan hal-hal apapun yang muncul di benak kita
berdua. Suatu hari timbul perasaan aneh dalam diriku, ya perasaan yang dulu
telah kubuang saat aku berkata aku menyukai dia sekarang muncul kembali dengan
lebih besar, saat ini aku tidak hanya menyukai dia, tetapi aku menyanyangi dia
dan bodohnya aku, aku tidak berani untuk mengatakan hal tersebut kepadanya.
Hari demi hari terus berjalan dan kali ini bukan lagi bayangannya yang muncul
dalam pikiranku tapi dia, perempuan yang selalu aku kagumi itu, tiap malam
perempuan itu terus muncul dan menari-nari dengan eloknya di dalam pikiranku
dan semakin menyiksa diriku. Akhirnya, suatu hari akupun memtuskan aku tidak
boleh terus begini dan aku harus mengatakan padanya bahwa aku mencintai dan
menyayangi dia dan kali ini aku berharap dia akan memberikan jawaban iya, atau
aku hanya akan bisa mengaggumi dan mencintai bayangannya dan entah sampai kapan
bayangan tersebut baru bisa pergi selamanya dari pikiranku. Akhirnya bila semua
itu terjadi aku hanya dapat berkata bahwa aku adalah laki-laki yang paling
menderita karena aku mengetahui apa yang tidak dapat aku milikki dan harus
berusaha untuk tetap tersenyum walaupun hanya dapat mencintai dia sebatas
bayangannya saja.
Milik siapa bayangannya menjadi misteri dan rindu buat diriku selamanya.Biarku nanti rindumu.Biarku nanti cintamu.Tidak pada kehidupan ini tapi pada kehidupan lain.Itu janjiku buat Pena Sepi menarikan deretan kata sepanjang usia langkah penaku.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan